Ki lho tak jawab kabeh... menowo bener :v
1. Tahap Pra Produksi
1.
Interpretasi Skenario (script conference)
2. Pemilihan Kru
3. Casting
4. Latihan/rehearsal
5. Hunting
6. Perencanaan shot dan blocking/planning coverage dan staging
7. Praproduksi Final (Final Preproduction)
2. Pemilihan Kru
3. Casting
4. Latihan/rehearsal
5. Hunting
6. Perencanaan shot dan blocking/planning coverage dan staging
7. Praproduksi Final (Final Preproduction)
Tahap Produksi
- Berdasarkan breakdown shooting, sutradara menjelaskan adegannya kepada Astradara (Asisten Sutradara) dan Kru utama lainnya tentang urutan shot yang akan diambil (take).
- Mengkoordinasikan kepada Astrada untuk melakukan latihan blocking pemain yang disesuaikan dengan blocking kamera.
- Sutradara memberikan pengarahan terhadap pemain apabila dirasa kurang dalam akting.
- Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam hal kreatif apabila ada persoalan di lapangan.
- Melihat hasil shooting.
Tahap Pascaproduksi
- Bila ada catatan khusus dari laboratorium (untuk produksi film) atau Editor, Sutradara melihat dan mengevaluasi hasil shooting/materi editing.
- Melihat dan mendiskusikan dengan Editor hasil rought cut dan fine cut.
- Melakukan evaluasi tahap akhir dan diskusi dengan penata musik tentang ilustrasi musik yang telah dikonsepkan terlebih dulu pada saat praproduksi.
- Melakukan evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konsep suara yang telah ditentukan pada saat praproduksi.
- Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat praproduksi, Sutradara melakukan koreksi warna di laboratorium/studio, setelah berdiskusi dengan Produser dan Penata Fotografi.
2. Biasanya
mendampingi pimpinan produksi karena tugasnya terkait langsung dengan surat
menyurat baik itu untuk peminjaman ruang latihan, gedung pementasan, serta
peralatan dan perlengkapan pendukung pementasan lainnya.
3. a. Agar pementasan berjalan lancar,
dengan membentuk dan membagi tugas kepada ketua produksi sekretaris, bendahara,
dan seksi-seksi;
b. Meminimalisir kerugian dan halangan;
4. Alur
meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar : bagian cerita berupa pengenalan tokoh, lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang
merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku
cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat,
konflik telah memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur – angsur dapat
diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
1. Pengantar : bagian cerita berupa pengenalan tokoh, lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang
merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku
cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat,
konflik telah memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur – angsur dapat
diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
5. 1.
Kreasi yang di lakukan oleh aktor atau aktris.
2. Peran yang dibawakan harus bersifat alamiah dan wajar.
3. Peran yang dibawakan harus sesuai dengan tipe, gaya, jiwa, dan tujuan dari pementasan.
4. Peran yang dibawakan harus sesuai dengan periode tertentu dan watak yang harus direpresentasikan.
2. Peran yang dibawakan harus bersifat alamiah dan wajar.
3. Peran yang dibawakan harus sesuai dengan tipe, gaya, jiwa, dan tujuan dari pementasan.
4. Peran yang dibawakan harus sesuai dengan periode tertentu dan watak yang harus direpresentasikan.
6. 1.
untuk merangsang imajinasi penonton
2. untuk memberikan sentuhan indah & manis agar ritme permainan seimbang
3. untuk memberikan ruh permainan yg menarik, indah, dan jelas
4. untuk memberikan kesan teater bersifat baik, buruk, gembira, dan sedih.
2. untuk memberikan sentuhan indah & manis agar ritme permainan seimbang
3. untuk memberikan ruh permainan yg menarik, indah, dan jelas
4. untuk memberikan kesan teater bersifat baik, buruk, gembira, dan sedih.
7. Fasilitas
pemeraanan, identitas
peran, pembatas dan
pembentuk gerak peran, penarik
perhatian penonton, membantu
pemeran untuk mendapatkan pendalaman peran/ penjiwaan peran, sebagai bahasa visual/bahasa rupa,
8. 1. PENATA RIAS
Menyesuaikan konsep – konsep rias sesuai dengan karakter masing – masing
peranan
2. PENATA BUSANA
Merancang pakaian yang akan di gunakan oleh seluruh
pemeran / pemain
3. PENATA CAHAYA
Merancang penataan lampu dan pencahayan dlm sebuah
teater
4.PENATA PANGGUNG
tata panggung :
pengaturan perlengkapan panggung sesuai dengan kebutuhan latar dan produksi
5. PENATA SUARA DAN
MUSIK
Merancang konsep
penataan bunyi, suara dan musik sesuai dengan teater yang akan di tampilkan
9. Mengatasi masalah yang muncul ketika proses produksi
sedang dilaksanakan;
Memastikan bahwa proses produksi sebuah produk pada
sebuah perusahaan sesuai dengan rencana perusahaan yang bersangkutan;
Mempunyai tanggung jawab terhadap proses produksi
sebuah perusahaan yang bersangkutan;
Melaksanakan pengecekkan pada produk yang diproduksi
oleh sebuah perusahaan yang bersangkutan;
Melaksanakan pemantauan serta pemeriksaan kepada
produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang bersangkutan;
Mengendalikan kualitas dari produk yang diproduksi
oleh sebuah perusahaan yang bersangkutan.
10. 1.
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan organisasi secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. 2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar